Seperti di cerita Transcongmasi yang ga perlu Encim ulang-ulang lagi yah kisahnya disini... Encim kenapa pindah juga udah pada tau yah, nah sekarang kembali lagi ke kisah dimana Encim harus pindah ke Bali, saat itu Encim sangat-sangat-sangat galau untuk meninggalkan sebuah kota yang memang membesarkan eksistensi Encim. Tapi yah sekali lagi, Encim memang harus pindah ke Pulau Sejuta Pura... Demi menyucikan keperawanan Encim yang memang belum terjamah oleh noda-noda duniawi itu, walau berat meninggalkan si Encik Pektay satu itu... butchi-butchi ganteng nya Encim, bahkan Binan-belaga-Diva-padahal-tampang-babu-Diva (masih mikirin nama yg tepat buat serangga satu itu ^^), dan beberapa teman Encim yang Encim juga lupa namanya karena Encim cuma asal mungut aja dari kontak BBM untuk nemenin Encim sesewaktu untuk ke CP kalo saat si Encik kaga bisa ke CP karena harus ngasih jatah ke suami (bersihin rumah maksudnya) yah mayan lah buat nemenin ngopi-ngopi di Starbucks ala-ala Marry Kate Olsen dan baby sitter nya :D hihihihihihi *untung dia ga bisa baca, jadi ga akan tau blog Encim* cyuss lanjutttttt
Setelah terbang berjam-jam melintasi berbagai macam pulau dan lautan akhirnya mendaratlah Encim di Bali, tempat yang begitu indah dan penuh sama buleeee ciiiyyynn... kyaaaa berasa turun di Singapore aja yah conk ? dijemputlah Encim, di taruh di rumah mewah baru Encim di Bali sini, malem-malem langsung berendam di bath tub dengan warm water yang nyamannnn banget dan bisa menjada kecantikan kulit Encim tentunya, dan karena kebetulan hari kepergian Encim adalah hari sabtu... jadi Encim beristirahat malamnya untuk pada hari Minggunya Encim cyuussss cari jalan ke Kuta menggunakan Motor Tiger *Brrrmmm brrmm (Banci Tomboy) milik Encim, dan memang dari sebelum Encim pergi ke Bali pun Encim sudah berkontak-kontak dengan seorang Waria.. eh maap maksudnya binan temen lama Encim yang tinggal di Bali (walau jujur blm pernah ketemu saat itu), panggil aja dia Cici Slebor.. kenapaa ??? nanti Encim deskripsikan bagaimana cici Slebor itu pribadi sebenarnya...
Sebenarnya nih yah setelah janjian ketemu sama Cici Slebor di pantai Kuta, Encim sampai di pantai duluan dengan kutang loreng-loreng kebanggaan Encim (saat itu) dan skinny jeans dan sendal jepit serta tas ngondek ala-ala Coco Chanel.
Dalam hati Encim saat itu sangat deg-deg an... kenapaa ?? karena Encim akan ketemu banci lain nih disini.. aduh Encim harus bersikap apa yah ?? oh iya, harus senga, songong, tinggi, rendahkan dia dengan tatapan banci kelas atas... lalu tunjukkan betapa high-classnya Encim, tapiiii saat Encim lagi nunggu dibawah pohon menghindari matahari di pantai, tiba-tiba "eeeeeeeeeeehhhhhh.... apa kabar ciiiyyyn" jreng jreng jreng Cici Slebor datang dengan gaya pecicilan, suuuuuuuuperrrr ramah karena emang nyapa duluan (untung dia nyapa duluan, kalo kaga mah gue nyelengos pergi deh sambil buang muka), dan langsung bergaya-gaya ala-ala chabulita gitu sok imut dengan tangan naek2 gitu... hihihihihi banci sejati dehhh conk... kita berdua muter sana muter sini, masuk mall.. langsung keluar lagi karena mall di Bali tuh ga ada kehidupan --" jalan-jalan ke pantai, dari yang biasa sampai yang eksotis, makan makanan Bali sini.. cerita cerita, hihihihihihi. dan memang yah awalnya Encim sangat menjaga jarak Encim depan si Cici Slebor satu ini, tapi itu hanya awalnya saja... karena setelah beberapa lama kenal Cici Slebor yang ramah, nunjuk2in jalanan di Bali, tempat2 yang asyik, clubbing para binan, sampe ngebantuin banyak hal dari Encim deh, seperti membantu menunjukkan bahwa Existensi itu bukan harus menjadi palsu terhadap diri sendiri dan menyakiti diri sendiri juga.. tapi harus kuat menghadapi tekanan-tekanan yang ada... yah setidaknya Cici Slebor sudah membantu Encim untuk menjadi diri sendiri yang lebih independent lah :) thenkiyuuu cici... He's nice koq kalo udah kenal... dan memang dia satu-satunya teman berharga Encim di Bali sini yang ga bisa digantiin, hehehehehe... yaaahh memang banyak perjuangan Encim dan Cici Slebor menggarap Tanah Bali demi sesuap Eksistensi dan segenggam kenti montok menggunakan high heels kita ini, karena disini persaingannya bukan dengan para Diva, atau conky-conky yang berusaha menanjak Gunung sosialita dan eksistensi lagi... tapi udah dalam tingkatan Kutjhing-Kutjhing Bali yang siap nerkam dan nyikut kita-kita, bahkan waria-waria yang memang merasa diri mereka adalah nongpoy Thailand yang udah potong kenti... jadi disini memang kejam dan seperti hutan amazon versi Banci, you have to keep your man's penis inside your butt or the Kutjhings or Nongpoy Wannabe will take that from your butt !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar