Sedari kecil aku memang anak yang disayang dan dimanja oleh mama ku, ntah mungkin karena aku dua bersaudara jadi mungkin mama dan papa ku membagi tugas untuk memperhatikan anak-anak mereka, Jadi papa lebih memanjakan dan membanggakan koko ku sedangkan mama mungkin diberikan tugas untuk lebih memperhatikan ku... tapi ahhh memang mama adalah wanita yang sempurna dimana bukan hanya aku yang diberikan perhatian secara berlebihan, tapi juga mama membaginya secara rata antara aku dan koko ku... Tapi aku juga tidak merasa dendam dengan papa ku, karena papa walaupun mungkin lebih membanggakan jagoannya (koko ku) tapi terkadang papa juga sering bercanda dan tertawa bersamaku, walau mungkin tidak se-intens seperti dengan koko ku...
Bahkan papa memberikan bukti kasih sayangnya kepadaku dengan selalu memberikan aku hadiah berupa boneka, mainan yang mengasah kreatifitas, dan segala rupa hal-hal yang terlalu imut untuk anak lelaki macamku... Yah, begitulah cara mereka mendidikku dari kecil, apakah itu salah satu penyebab yang merubah aku menjadi seorang anak lelaki yang berbeda dari anak-anak lain ?? atau ini adalah faktor genetik ? tapi dari siapa ? karena sampai sekarang aku masih belum bisa menemukan siapa dari keluargaku yang memiliki hal yang berbeda dengan jenis kelamin nya ?? atau mungkin juga pengaruh lingkungan seperti saudara-saudara ku yang karena melihat aku begitu dimanja dengan berbagai macam perhatian seperti orang tua yang memperhatikan dan menyayangi anak perempuan lalu mereka kadang berkata "kamu kaya anak cewe deh" (dan tentunya dengan berbagai macam gaya bahasa dan perkataan yang agak menyakitkan kalau didengar atau dituliskan)
Sampai sering sekali menjadi trademark untuk diriku sendiri bahwa aku adalah anak yang cengeng, sering merajuk dan meminta perhatian yang lebih... dan hal itu juga mempengaruhi dalam pergaulan ku di luaran seperti lingkungan sekolahku yang mereka meledekku dengan sebutan Tessy (karakter ngondek di jamanku), Banci, bencong, dan kata-kata menyakitkan lainnya... sangat menyakitkan memang, karena aku merasa terasing dari teman-teman sekitarku karena aku dianggap berbeda dan sepertinya mereka membenciku tanpa mereka tahu apa arti dari kata ledekan mereka sebenarnya...
Sampai di suatu titik aku merasa benar-benar sendiri, aku bertanya kepada Tuhan (saat aku mulai mengenal siapa itu Tuhan) kenapa diri-Nya menciptakan diriku berbeda dengan yang lainnya, apakah hanya aku di dunia ini yang begitu berbeda ?? apakah Tuhan membenciku di kehidupanku yang sebelumnya hingga akhirnya Dia membuat aku seperti begini ? Terlalu banyak pertanyaan dalam hidupku sampai aku menyadari, aku seorang anak lelaki yang tidak mengerti apa itu cinta sebenarnya... apakah cinta adalah rasa menyayangi terhadap suatu benda, binatang, atau mungkin orang tanpa syarat dan batas ?? atau cinta itu sebenarnya adalah cinta yang bisa diterima pemikiran-pemikiran orang secara umum sehingga menjadi sesuatu yang legal di mata mereka dan akhirnya tercoret diatas kertas bahwa itu adalah resmi dan memang pantas ?
Sampai pada aku berumur sekian belas tahun dan bertingkat di SMP, aku menyadari bahwa memang aku lebih menyukai anak lelaki lainnya.. Yah, betapa aku mengagumi dengan mukanya yang cute, chinese dan agak ke bule-bule an, lalu penampilannya yang gagah dan kelihatan kuat untuk melindungi, ahhh... betapa ingin sekali aku dipeluk olehnya, disayang olehnya, dan diberikan senyuman yang manis olehnya karena diriku yang menorehkan senyuman itu diwajahnya... Tapi apakah mungkin ??? karena saat dia menyadari aku memperhatikannya saja dia sudah merasa jijik dan menjauhi ku (padahal waktu kami kecil kami menjadi sahabat yang selalu bersama dan berjalan sambil berpelukan seperti dua orang saudara lelaki yang menguasai tempat bermain kami)... Yah dia adalah cinta pertamaku, namanya CH... dan sampai sekarang aku masih ingat bagaimana dia tersenyum sampai bagaimana dia menatapku dengan jijiknya karena aku yang berbeda dan menyukai dirinya...
Hatiku begitu bahagia dan riang ketika aku menyadari ternyata di kota kecilku, di indonesiaku, bahkan di seluruh dunia... bukan hanya aku seorang yang memiliki kelainan seperti ini... tapi begitu banyak lagi yang lainnya mengalami masalah seperti diriku... yaitu menyukai sesama jenis kami, yahhhh... dan itu cukup buatku untuk menghadapi dunia ini, dunia yang kejam dan ingin menyingkirkan kami para Gay, Lesbian, Transgender, Bisexual dari muka bumi ini... Aku begitu bangga dengan keberadaan kami... bukan bangga menjadi momok masyarakat, tapi aku bangga menjadi diriku yang berbeda, karena aku sudah bisa menerima keberadaan ku yang beda dari orang kebanyakan... apakah mereka memanggilku 'BANCI' ??? yah mereka masih sering memanggilku seperti itu, ntah menyuarakan didepanku langsung atau dibelakangku, atau bahkan dibalik senyuman (gw terima u apa adanya kok sebagai teman gw), bahkan sebelum mereka menyebutku dengan sebutan itu.... Aku lebih suka menyebut diriku dan kawan-kawan senasibku dengan sebutan itu terlebih dahulu, bahkan dengan sapaan yang lebih hangat dan penuh cinta kasih, Binan, Conk, Cim, Cik, Bo, bahkan bahasa korea pun bermunculan dengan sebutan Iban...
Aku siap menerima orang-orang yang tidak siap menerima diriku dengan senyuman, karena aku berbeda.
Cong
Divalicius, Fabulous, Nyentil, Tipsy, and Educated for You Congs
Rabu, 03 Oktober 2012
Selasa, 02 Oktober 2012
till death do us appart
Aku mungkin berteman baik dengan dirinya, dia adalah sahabat yang selalu setia menemaniku dalam suka dan duka saat berada di rimba metropolitan, mendaki eksistensi bersama, menikmati gemerlap hidup, bahkan sampai menangis karena hal yang sepele...
I love him as my sister, dudu. yeap we've became friends... close friends, where did we share everything, we laughed, we cried, we fought... all in together !
bahkan ingat masa-masa dimana aku dan dudu berjalan jauh dari halte busway depan citraland sampai ke binus... (FYI : Jalan Kaki), yahhhh masa masa bersama memang adalah masa dihabiskan tanpa perduli pendapat orang orang lain tentang keberadaan kami, tentang bagaimana kami menggunakan hotpants ke mall, bagaimana kami bergandengan tangan seperti dua orang saudari yang kebetulan berwujud lelaki cantik, bagaimana kami bergosip tiada henti dari malam hingga bertemu pagi lagi...
Tapi itu semua berubah menjadi kenangan saat ketidak percayaan mencoreng semua yang sudah kami lalui... yahhh ketidak percayaan itu muncul bukan dari dirinya, tapi dari diriku, ntah siapa yang benar tapi kami berdua sama-sama salah menurutku,
Bagaimana si Dudu yang ntah apa yang terjadi pada hidupnya setelah aku tidak bersama dengan dirinya saat ini karena kepindahanku yang mendadak dari kota metropolitan yang sangat gemerlap itu... Tapi yang pasti dia berubah menjadi orang yang lebih memanfaatkan kebohongan hanya untuk kesenangan sementaranya semata...
Yah memang yang saat itu terjadi adalah si dudu meminjam duitku, walau tidak besar hanya beberapa lembar ratusan ribu saja sehingga aku tidak pernah mempermasalahkan uang yang terlepas dari tanganku (karena sekarang dengan mengikhlaskan uang itu akhirnya keuanganku lebih lancar dan lebih banyak *Amin*) yah masalahnya bukan masalah nominal, tapi kepercayaan yang kuberikan kepadanya yang tidak bisa dia jaga... ntah bagaimana dia menghilang dan menghindar dari diriku hanya karena meminjam uang itu, padahal aku sering sekali mencarinya untuk bertegur sapa atau sekedar bergosip, tapi semua panggilan teleponku ke dia selalu di reject, selalu didiamkan, bahkan dia mematikan teleponnya itu.
Yah oke lah kalau memang dia ketakutan dengan hutangnya dia kepadaku, tapi setidaknya apakah harus dia menambahkan dengan memberikan masalah-masalah yang dia ciptakan dengan orang lain kepada diriku ??? sehingga semua orang mencari diriku untuk menanyakan tentang dirinya dan hutang-hutangnya kepada mereka semua... Bahkan sampai orang tua nya pun mencari dia melalui diriku. Apakah aku tidak punya kesibukan lain selain memperhatikan orang yang sudah membuat kepercayaanku runtuh ??
Tapi setelah aku mengikhlaskan persahabatan ku dengan dudu, karena daripada aku harus dimakan oleh dendam karena sakit hati ini.. Mendingan orangnya aja dibuang jauh-jauh hehehehe,
yaps, kali ini aku dibukakan kesempatan untuk membalas dendam... apakah aku harus membalas ?? atau aku harus mendiamkan semua ini ???
*minta saran*
I love him as my sister, dudu. yeap we've became friends... close friends, where did we share everything, we laughed, we cried, we fought... all in together !
bahkan ingat masa-masa dimana aku dan dudu berjalan jauh dari halte busway depan citraland sampai ke binus... (FYI : Jalan Kaki), yahhhh masa masa bersama memang adalah masa dihabiskan tanpa perduli pendapat orang orang lain tentang keberadaan kami, tentang bagaimana kami menggunakan hotpants ke mall, bagaimana kami bergandengan tangan seperti dua orang saudari yang kebetulan berwujud lelaki cantik, bagaimana kami bergosip tiada henti dari malam hingga bertemu pagi lagi...
Tapi itu semua berubah menjadi kenangan saat ketidak percayaan mencoreng semua yang sudah kami lalui... yahhh ketidak percayaan itu muncul bukan dari dirinya, tapi dari diriku, ntah siapa yang benar tapi kami berdua sama-sama salah menurutku,
Bagaimana si Dudu yang ntah apa yang terjadi pada hidupnya setelah aku tidak bersama dengan dirinya saat ini karena kepindahanku yang mendadak dari kota metropolitan yang sangat gemerlap itu... Tapi yang pasti dia berubah menjadi orang yang lebih memanfaatkan kebohongan hanya untuk kesenangan sementaranya semata...
Yah memang yang saat itu terjadi adalah si dudu meminjam duitku, walau tidak besar hanya beberapa lembar ratusan ribu saja sehingga aku tidak pernah mempermasalahkan uang yang terlepas dari tanganku (karena sekarang dengan mengikhlaskan uang itu akhirnya keuanganku lebih lancar dan lebih banyak *Amin*) yah masalahnya bukan masalah nominal, tapi kepercayaan yang kuberikan kepadanya yang tidak bisa dia jaga... ntah bagaimana dia menghilang dan menghindar dari diriku hanya karena meminjam uang itu, padahal aku sering sekali mencarinya untuk bertegur sapa atau sekedar bergosip, tapi semua panggilan teleponku ke dia selalu di reject, selalu didiamkan, bahkan dia mematikan teleponnya itu.
Yah oke lah kalau memang dia ketakutan dengan hutangnya dia kepadaku, tapi setidaknya apakah harus dia menambahkan dengan memberikan masalah-masalah yang dia ciptakan dengan orang lain kepada diriku ??? sehingga semua orang mencari diriku untuk menanyakan tentang dirinya dan hutang-hutangnya kepada mereka semua... Bahkan sampai orang tua nya pun mencari dia melalui diriku. Apakah aku tidak punya kesibukan lain selain memperhatikan orang yang sudah membuat kepercayaanku runtuh ??
Tapi setelah aku mengikhlaskan persahabatan ku dengan dudu, karena daripada aku harus dimakan oleh dendam karena sakit hati ini.. Mendingan orangnya aja dibuang jauh-jauh hehehehe,
yaps, kali ini aku dibukakan kesempatan untuk membalas dendam... apakah aku harus membalas ?? atau aku harus mendiamkan semua ini ???
*minta saran*
Langganan:
Postingan (Atom)