Aku mungkin berteman baik dengan dirinya, dia adalah sahabat yang selalu setia menemaniku dalam suka dan duka saat berada di rimba metropolitan, mendaki eksistensi bersama, menikmati gemerlap hidup, bahkan sampai menangis karena hal yang sepele...
I love him as my sister, dudu. yeap we've became friends... close friends, where did we share everything, we laughed, we cried, we fought... all in together !
bahkan ingat masa-masa dimana aku dan dudu berjalan jauh dari halte busway depan citraland sampai ke binus... (FYI : Jalan Kaki), yahhhh masa masa bersama memang adalah masa dihabiskan tanpa perduli pendapat orang orang lain tentang keberadaan kami, tentang bagaimana kami menggunakan hotpants ke mall, bagaimana kami bergandengan tangan seperti dua orang saudari yang kebetulan berwujud lelaki cantik, bagaimana kami bergosip tiada henti dari malam hingga bertemu pagi lagi...
Tapi itu semua berubah menjadi kenangan saat ketidak percayaan mencoreng semua yang sudah kami lalui... yahhh ketidak percayaan itu muncul bukan dari dirinya, tapi dari diriku, ntah siapa yang benar tapi kami berdua sama-sama salah menurutku,
Bagaimana si Dudu yang ntah apa yang terjadi pada hidupnya setelah aku tidak bersama dengan dirinya saat ini karena kepindahanku yang mendadak dari kota metropolitan yang sangat gemerlap itu... Tapi yang pasti dia berubah menjadi orang yang lebih memanfaatkan kebohongan hanya untuk kesenangan sementaranya semata...
Yah memang yang saat itu terjadi adalah si dudu meminjam duitku, walau tidak besar hanya beberapa lembar ratusan ribu saja sehingga aku tidak pernah mempermasalahkan uang yang terlepas dari tanganku (karena sekarang dengan mengikhlaskan uang itu akhirnya keuanganku lebih lancar dan lebih banyak *Amin*) yah masalahnya bukan masalah nominal, tapi kepercayaan yang kuberikan kepadanya yang tidak bisa dia jaga... ntah bagaimana dia menghilang dan menghindar dari diriku hanya karena meminjam uang itu, padahal aku sering sekali mencarinya untuk bertegur sapa atau sekedar bergosip, tapi semua panggilan teleponku ke dia selalu di reject, selalu didiamkan, bahkan dia mematikan teleponnya itu.
Yah oke lah kalau memang dia ketakutan dengan hutangnya dia kepadaku, tapi setidaknya apakah harus dia menambahkan dengan memberikan masalah-masalah yang dia ciptakan dengan orang lain kepada diriku ??? sehingga semua orang mencari diriku untuk menanyakan tentang dirinya dan hutang-hutangnya kepada mereka semua... Bahkan sampai orang tua nya pun mencari dia melalui diriku. Apakah aku tidak punya kesibukan lain selain memperhatikan orang yang sudah membuat kepercayaanku runtuh ??
Tapi setelah aku mengikhlaskan persahabatan ku dengan dudu, karena daripada aku harus dimakan oleh dendam karena sakit hati ini.. Mendingan orangnya aja dibuang jauh-jauh hehehehe,
yaps, kali ini aku dibukakan kesempatan untuk membalas dendam... apakah aku harus membalas ?? atau aku harus mendiamkan semua ini ???
*minta saran*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar